MODEL - MODEL BELAJAR


MATERI 3

A.    Model – Model  Belajar

Konsep Model Pembelajaran Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran.

1.      Pengetian Model Model Pembelajaran Menurut Para ahli :
Menurut Dahlan
Model pembelajaran adalah rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran dan memberi petunjuk pada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya. Tiap model mengajar yang dipilih haruslah mengungkapkan berbagai realitas yang sesuai dengan situasi kelas dan macam pandangan hidup, yang dihasilkan dari kerjasama guru dan murid.
Menurut Amin Suyitno
Mengatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan guru agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.

 Jadi dapat dideskripsikan dari pendapat ahli diatas bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan untuk mengatur materi pengajaran dengan langkah – langkah tertentu untuk mencapai tujuan atau kompetensi dengan lebih efektif dan efisien.

2.      Model – Model pembelajaran
a.       Koperatif (CL, Cooperative Learning).
Model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.

b.      Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.

c.       Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided reinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan untuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengembangan matematika).

d.      Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).

e.       Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.

f.       Problem Solving
Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, .atau algoritma). Sintaknya adalah: sajikan permasalahan yang memenuhi kriteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan, siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.

g.      Problem Posing
Bentuk lain dari problem posing adalah problem posing, yaitu pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun soal-pertanyaan.

h.      Problem Terbuka (OE, Open Ended)
Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut. Dengan demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentuk pola pikir, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.

i.        Probing-prompting
Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.

j.        Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)
Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan prasyarat, eksplanasi berarti mengenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.



B.     Rumpun – Rumpun Model Mengajar
Ada beberapa rumpun- rumpun model mengajar :
1.      Rumpun Model Sosial
Model pembelajaran sosial (Sosial Famly) menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan peserta didik agar memiliki kecakapan untuk berhubu-ngan dengan orang lain sebagai usaha membangun sikap peserta ddik yang demokratis dengan menghargai setiap perbedaan dalam realitas social. Model sosial ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama, membimbing peserta didik mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah, mengumpukan data yang relevan, dan mengembangkan serta menguji hipotesis. Karena itu guru seyogyanya mengorganisasikan belajar melalui kerja kelompok dan mengarahkannya.

Jenis model pembelajaran
a.       Partner in learning / kerja kelompok
Model ini dirancang untuk memberikan bimbingan kepada siswa untuk mendefinisikan/ menemukan masalah, menggali berbagai pandangan terhadap masalah, dan belajar bersama untuk menguasai informasi, ide, dan keterampilan yang secara simultan mengembangkan kompetensi.

b.      Jurisprudential
Model ini dirancang untuk melatih kemampuan mengolah informasi dan menyelesaikan isu kemasyarakatan dengan kerangka acuan atau cara berfikir jurisprudential (ilmu tentang hukum-hukum manusia).

c.       Role Playing (bermain peran)
Model ini dirancang untuk mengajak siswa dalam menyelidiki nilai-nilai pribadi dan sosial melalui tingkah laku mereka sendiri dan nilai-nilai yang menjadi sumber dari penyelidikan itu. Bermain peran juga membantu siswa mengumpulkan dan menata informasi mengenai isu-isu sosial, mengembangkan rasa empati kepada teman, dan mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial siswa.

d.      Kepribadian dan Gaya Belajar
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pembelajar dan guru yakin bahwa semua itudapat berkembang. Perkembangan dapat terjadi sercra optimal apabila lingkungan menyediakan cara kerja konseptual yang diperlukan untuk kebutuhan konseptual seseorang.

2.      Rumpun Model Pemprosesan Informasi
Model-model pembelajaran dalam rumpun ini bertitik tolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi yaitu cara-cara manusia menanggapi rangsangan dari lingkungan, mengorganisasikan data, mengenali masalah dan mencoba mencari solusinya, serta mengmebangkan konsep-konsep dan bahasa untuk menangani masalah tersebut. Model dalam rumpun ini berhubungan dengan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan intelektual secara umum, dan penekanan konsep serta informasi yang berasal dar disiplin ilmu secara akademis.

Jenis mode-model pembelajaran yang termasuk rumpun pengolahan informasi:
a)            Berfikir Induktif
Model ini merupakan cara belajar pebelajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan informasi ,serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendeskripsikan hubungan diantara serangkaian data.Model ini dapat digunakan untukberbagai jenis kurikulum secara luas dan dengan pebelajar semua umur misalnya studi tentang masyarakat ,bangsa ,dan sejarah yang memerlukan belajar konsep.
b)            Pencapaian Konsep
Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi dan topik-topik yang berskala luas kepeda pebelajar pada setiap tahap perkembangan.
c)            Latihan Inkuiri
Dirancang untuk melibatkan siswa berpikir sebab-akibat dan melatih mengajukan pertanyaan secara lancar dan tepat.
d)           Mnemonik
Mnemonik merupakan suatu strategi unuk mengingat dan maneasimilasi informasi. Guru dapat menggunakan mnemonik untuk membimbing penyajian materi. Disini guru mengajar dengan suatu cara sehingga pembelajar dapat dengan mudah menyerap informasi.
e)            Sinektik
Model ini dirancang untuk membantu pembelajar memecahkan masalah dan menulis kegiatan-kegiatan serta menambahkan pandangan – pandangan baru pada topik-topik dari suatu bidang ilmu yang luas.
f)             Pengorganisasian Awal
Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pembelajar untuk memahami materi.

3.      Rumpun Model Personal
Model-model pembelajaran yang tergolong rumpun ini menekankan pada pengembangan pribadi. Model-model ini menekankan pada proses membangun /mengkonstruksi dan mengorganisasi realiata, yang memandang manusia sebagai pembuat makna. Seringkali, model-model pembelajaran rumpun ini memberikan banyak perhatian pada kehidupan emaosional. Fokus model pembelajaran ditekankan  untuk membantu individu dalam mengembangkan hubungan produktif dengan lingkungannya dan untukmelihat dirinya sendiri.

Jenis-jenis rumpun model personal
1.       Pengajaran Nondirectif
Model ini menekankan pada kemitraan antara siswa dan guru. Guru berusaha membantu siswa memahami perannya dalam pendidikan mereka sendiri. Pada kesempatan untuk mencapai tujuan , guru menyediakan informasi tentang seberapa jauh kemajuan yang dicapai dan membantu pembelajar memecahkan masalah.
2.      Peningkatan Harga Diri
Guru menggali prinsip-prinsip yang dapat membimbing kegitan-kegiatan kerjasama dengan pembelajar untuk meyakinkan dan memberikan gambaran tentang pribadi si pembelajar sebaik mungkin.

4.      Rumpun Model Sistem Perilaku
Semua model pembelajaran rumpun ini didasarkan pada suatu pengetahuan yang mengacu pada teori perilaku, seperti teori belajar perilaku, teori belajar sosial, modifikasi perilaku, atau perilaku terapi. Model-model pembelajaran rumpun ini mementingkan penciptaan lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan perilaku secara efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki.

Jenis-jenis  rumpun model sistem perilaku
1.      Belajar Tuntas dan Pembelajaran Terprogram
Aplikasi teori sistem perilaku untuktujuan akademik tanpak dalambentuk yang disebut belajar tuntas atau mastery learning. Pertama , materi yang dipelajaridipecah menjadi unit-unit dari yang sederhana sampai ke komlpeks. Pembelajar mengerjakan bagian demi bagian dengan cara maju berkelanjutan.
2.      Pembelajaran langsung
Pernyataan tujuan pembelajaran disampaikan secara langsung kepada siswa, serangkaian kegiata yang jelasberkaitan dengan tujuan , monitoring yang cermat dari kemajuan – kemajuan belajar, balikan tentang hasil belajar serta taktik-taktik unk penilaian yang lebih efektif dikaitkan dengan serangkaian panduan untuk memperoleh kegiatan belajar.
3.      Belajar Melalui simulasi : Latihan dan Latihan Mandiri
Dua jenis latihan pendekatan dikembangkan dari teori perilaku kelompok cybernetic (cabang psikologi). Menurut prinsip ini, semua perilaku manusia melibatkan suatu pola gerak yang tampak. Perilaku tersebut meliputi perilaku yang tidak terlihat, seperti berpikir dan perilaku yang tampak. Dalam situasi tertentu, individu akan memodifikasi perilakunya sesuai dengan masukan yang mereka terima dari lingkungan. Mereka akan menata perilakunya dan pola-pola responnya sesuai dengan masukan-masukan dari lingkungan. Peran guru dalam model ini sebagai fasilitator dan melalui simulasi siswa, guru hendaknya mempertahankan perannya sebagai pendukung sikap-sikap siswa yang diperankannya.

DAFTAR RUJUKAN

Amin Suyitno, 2006. Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya
di Sekolah. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung. Bumi Aksara.

---------------------. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung. Bumi Aksara

Komentar

  1. Kepada anda bagaimana cara menerapkan model pembelajaran ke masing masing anak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tentu setiap anak atau siswa karakternya berbeda².. kita sebagai calon pendidik harus memahami dulu bagaimana karateristik pmbelajaran yg cocok untuk anak² didik kita tsb

      Hapus
  2. Bagaimana menerapkan pembelajaran yang koperatif di sekolah dasar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebagai pendidik kita harus membuat suasana dalam kelas ketika proses pembelajaran senyaman mungkin. Agar anak didik tidak bosan dlm belajar. Minsalnya dg bernyanyi atau bermain

      Hapus
  3. Dari model model pembelajaran yang telah dijabarkan diatas. Menurut anda, model pembelajaran manakah yang paling efektif diterapkan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya dengan model ctl. Karena dg model tsb anak bisa melakukan interaksi tanya jawab antara guru dengan siswwa.dan siswa dg guru

      Hapus
  4. Bagaimana cara menerapkan model pembelajaran kepada siswa di sd?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan cara minsalnya seperti menggunakan mediaa tertentu dan kegiatan lainnya.

      Hapus
  5. Model apa yang cocok digunakan dengan melihat kondisi pendidikan indonesia saat ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semua model cocok digunakan untuk pendidikan diindonesia. Tetapi kita harus melihat dulu bagaimana karakteristik atau sistim pembelajaran di tempat yang akan kita ajarkan nantii. Maka kemudian itu kita bisa memilih model yg lebih tepat utk diterapkan

      Hapus
  6. saudara menjelaskan salah satu jenis pembelajaran adalah partner in learning atau kerja kelompok,apakah model pembelajaran itu bisa digunakan di kelas rendah? Jelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisaa. Dengan adanya kelompok kecil . Anak anak bisa saling berbagi atau bertukar ceritaa

      Hapus
  7. Apa kegunaan dari model belajar di sekolah dasar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk memudahkan guru dalam proses pembelajaran

      Hapus
  8. Bagaimana cara supaya siswa sekolah dasar mudah memahami mateti yang kita jelaskan ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dlm mengajar anak sd kita harus memperlihatkan yg abstrak. Atau yang nyata.agar anak tsb mudah memahami apa yg kita sampaikan

      Hapus
  9. Apa contoh dari problem pasing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Minsalnya siswa diminta mencari pertanyaan sendiri dan memwcahkan suatu soal menjadi pertanyaan yg lwbih sesrhaba yang mengacu pd penyelesaian soal trsbut

      Hapus
  10. Apa contoh dari problem pasing

    BalasHapus
  11. Menurut anda model yang cocok untuk anak sd?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Model ctl. Karena anak sd bisa tanya jawab dg gurunya

      Hapus
  12. Bagaimana cara saudari mengaplikasikan model pembelajaran kooperatif di sekolah dasar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan membagii kelompok kecil yang anggotanya 3 sampai 5 org.

      Hapus
  13. jelaskan bagaimana menurut pendapat anda tentang strategi pembelajaran di sd ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tergantung pada sd dan guruu yg ditempakan di sd tersebut. Karena strategi pembelajaran akan berjalan dengan lancar karena adanya dukungan dari pihak sekolahnya

      Hapus
  14. Apakah model pembelajaran koperatif akan efektif jika diterapkan untuk siswa Sekolah Dasar ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pembelajan efektif dengan pndkatan kooperatif yaitu dikelas tinggii. Jika dikelas rendahh tidak akan efektif karena anak sd masih tidak mau mengalah mendengar pendapat teman ny yg lain. Dan ego nya masihh besaarr

      Hapus
  15. Coba anda kemukakan pandangan anda tentang strategi pembelajaran Sd .
    Pada Sd yang keterbelakangan .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya tidak berjalan semestinya karena keterbatasan fasilitas dll

      Hapus
  16. Apakah perbedaan model belajar dengan model pembelajaran?
    atau keduanya adalah istilah yang sama?
    karena, bila kita merujuk pada materi awal strategi pembelajaran, belajar dengan pembelajaran itu tidak lah sama..

    BalasHapus
  17. Sama karena metode pendekatan dlam belajar dan pembelajaran hanyaa ituu saja

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAKTERISTIK BELAJAR

PERENCANAAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

PEMILIHAN METODE MENGAJAR